Kamis, 23 Desember 2010

Mencoba mengulas jejak sang waktu



Sabtu 30 januari 2010 pukul 17.54 aku berangkat, hengkang dan akhirnya pulang,karena kuyakin ku kan sendiri dah pasti tetap kan ku hilang di kota yang malang. Malam minggu pukul 21.00 ku sampai dan kembali pulang.
Berlima bersama anak2 manusia,anak setan dan malaikat di atap rumah, menikmati haru biru langit malam,bulan pun tak kalah bersahaja di antaranya untuk ikut berkawan.purnama,yah itu bulan purnama,ada terang dan sinarnya di langit sana.
Mereka berdalih tentang canda tawa hidup dan kehidupan,ada yang bercerita tentang manusia yang terkadang alim terkadang dzalim namun tetaplah diam dan rupawan.ada yang bercerita tentang kera sakti,hebat benar dia,yang menghukum di saat dia bersalah,yang turun tangan atas sikap dan perilakunya, kenapa harus TUHANNYA, tanya mereka pada kegilaan malam dan bulan.ada yang bercerita tentang Dosa2 mereka free sek,lokalisasi hingga tempat prortitusi yang pernah mereka kunjungi dan ikut padati keberadaannya.ada yang bercerita tentang Nabi2 palsu yang sedang semerbak mengharum dijalanan. mereka berdalih dan berceloteh tentang benar salah sebuah alur cerita yang beralaskan kehidupan.
Namun tak pelak di antara mereka ada yang sibuk bermain game,ada yang sibuk menonton gambar artis hot,tertawa dan terbahak-bahak tak ubahnya anak dari kegilaan.
Sebatang demi sebatang kami menghisap asap kenikmatan,kami disini belajar bersama beralaskan kesederhanaan dan berangkat dari hangat serta hakikat kekeluargaan,mereka tau mereka terjaga dan tersadar,menghadapi segala sesuatunya dalam hidup dan kehidupan haruslah dan hanyalah dengan sebuah senyuman.
Mereka kami adalah pahlawan kehidupan bersama saling mengingatkan berjuang dan teruslah menerjang sembari melawan.
Berjibaku dengan waktu bak nasib anak jalanan, akupun sejenak bisa melupakan.melupakan Dia[05],melupakan dalam diam dan sejenak menghanyutkan diri untuk ikhlas dalam temaram.
Dimana,bagaimana dan sedang apa kau[05] disana.
Aku tertatih-tatih melempar senyuman atas pahit dan naasnya pikiranku yang kupaksa memakan nikmat kasih perasaanku atas kau dan apa yang kau[05] disana sedang lakukan.
Terima kasih ILAH-ku ILAH semesta alam atas waktu sekejap ini,sejenak ini, ku bisa melupakan dia dari letih dan tersiksanya hati.
Di iringi lagu ni yao te ai meteor garden 1 dan cayane te amo meteor garden 2,menghanyutkan pikiran serta perasaanku akan masa lalu dan memori di kala itu.Mereka,kami tak ubahnya pandawa 5,ada sang bijak yudhistira,ada sang pemberani dan sang raja perang bima,ada sang penakluk wanita arjuna,ada nakula dan sadewa sang pemberani dan yang setia sampai mati membela hakikat saudara-saudaranya.
Cerita ini putus berkesinambungan,akan di bukukan dalam hati dan nurani kita bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar